Thursday, 18 June 2015

RAMADHAN


Alhamdulillah syukur gue ucapin karena bisa bertemu dengan bulan penuh berkah ini. Jujur, gue sangat merindukan bulan  ramdhan ini. Ntah ada sesuana yang berbeda ketika kita menginjak bulan ini. Selain suasana psikologi yang berbeda, banyak ha yang hanya ditemui saat bulan ini datang seperti

Suasana saur bareng keluarga, dan biasanya ada suara segelintir anak kecil yang menabuh beduk atu ember bekas untuk membangunkan kita saur, bahkan suara petasan dari anak-anak yang baru balig,
Suasana siang hari yang biasnya biasa-biasa aja kini jadi tepar luar biasa, bahkan dulu ketika belum puasa melihat kecoa itu biasa sekarang melihatnya bagaikan melihat sebutir korma,

Lalu suasana berbuka yang gak kalah asiknya, berkumpul dengan keluarga, memakan takjil  sambil cerita-cerita, terkadang anak-anak yang baru akhil baliq tadi keluar lagi sambil membawa sebatang dua batang kembang api ditanganya dan BOOM !!, tontonan yang menarik saat berbuka,

Suasana teraweh yang kadang kita sering mencari-cari alasan agar gak teraweh, dari yang perutnya sakit, kekenyangan sampai pura-pura mati eh.. tidur maksudnya.

Hah…  bersyukurlah kalian yang masih mersakan hal itu, karena suatu saat hal-hal seperti itulah yang bakal kalian kangenin waktu kalian sudah berposisi kayak gue sekarang. Menjadi anak perantauan di pulau tetangga. Mencari ilmu demi cita-cita.

Ini kali kedua gue melaksanakan ibadah puasa di nengri tetangga, bedanya dengan yang pertama adalah gue masih bisa ngerasain hangatnya tidur bareng ayah buat yang terakhir kalinya sebelum akhirnya ayah dipanggil kesurga.

Suasana ramadhan kali ini sedikit berbeda, memang sih gue masih bisa ngerasaain yang namanya sar, traweh, buka, suara mercon tapi semuanya akan terasa beda tanpa keluarga.
Luar biasa rasanya ketika dibangunin saur oleh ibunda, bukan suara alaram handphon yang bisa dimatikan,

Luar biasa rasanya ketika bangun langsung  bisa merasakan hangatnya secangkir the hangat, nasi hangat dan juga berbagai lauk pauk yang sudah tersedia tanpa pernah berpikir jam berapa ibu bangun dan menyelesaikan semua hidangan ini. Sekarang air putih dan mie instan adalah makan saur utama.

Luar biasa rasanya ketika siang hari dimarahin karena hanya tidur saja tanpa melakukan apa-apa, sekarang tidur dari setelah subuh sampai berbukapun gue gak bisa dengerin suara merdu itu lagi,

Luar biasa rasanya ketika menunggu berbuka sambil bercerita bersama keluarga, bukan menonton tv dan main game semata.

Luar biasa rasnya ketika berbuka memakana makanan bunda, bukan nasi sayur buatan warteg .

Luar biasa rasanya ketika suara teriakan menyuruh teraweh keluar dari lisan orang tua, dan sekarang, sekuat apapun gue berusaha mendengar, gak akan terdengar suara itu.

Menjalankan ibadah puasa diperantauan sebenernya gak buruk-buruk juga sih. Justru disinilah gue  bisa ngerasain yang namanya kangen keluarga dan juga belajar mandiri tanpa harus tegantung orang tua lagi.

Intinya sih ntah kalian anak perantauan atau yang saat ini masih bisa menikmati hangatnya buka bersama keluarga yang terpenting dari itu semua di bulan penuh rahmat ini adalah bersyukur. Karena dibalik itu semua pasti ada hikmah dibaliknya.
Thanks gaes udah mampir di blog butut ane :v
                                MARHABAN YA RAMADAN YA DARI PANGERAN BEGOK SEKELUARGA 0:)


No comments:

Post a Comment