Wednesday, 23 July 2014
Temukan Khasiat Dari Tajamnya Kulit Landak
TRIBUNNEWS.COM, BANJARMASIN -
Landak. Binatang yang kulitnya
ditumbuhi bulu berupa duri tajam ini
banyak ditemukan di hutan
belantara.
Duri tajam tersebut berfungsi sebagai
pelindung diri saat terancam bahaya
oleh binatang lain, juga alat
memerangkap semut-semut yang ada
di sekitar untuk dimakan.
Melihat landak, tentunya Anda
enggan memegang binatang tersebut.
Jangankan memegang, mendekati
saja takut karena khawatir tertusuk
duri tajam. Sebab jika binatang itu
merasa terganggu, semua duri-duri
berdiri tegak.
Dibalik duri tajam landak, ternyata
menurut kepercayaan sebagian orang
memiliki khasiat, khususnya untuk
pengobatan.
Sejak zaman dulu, nenek moyang kita
sudah membuktikan khasiat bulu
landak itu untuk pengobatan.
Bagi masyarakat tradisional di
Kalimantan, bulu landak banyak
dipercaya untuk menolak bala,
penghalau gangguan gaib atau
melemahkan ilmu hitam yang berasal
dari luar.
Caranya, duri landak tersebut
ditempelkan ke bagian tubuh orang
yang kesurupan, di antaranya
telapak tangan atau kaki, maka
makhluk halus segera keluar dari
tubuh orang yang dirasuki.
"Duri landak juga dipercaya bisa
mengobati masuk angin atau
menyamak. Caranya duri landak
dibakar hingga menjadi abu. Kemudian
dioleskan pada perut atau bagian
yang sakit," terang H Nurdin, pemilik
Toko Udin Borneo di Pertokoan
Cahaya Bumi Selamat (CBS)
Martapura, Kabupaten Banjar.
Duri landak ini cukup banyak dijual di
Toko Udin Borneo. Duri-duri tersebut
dijual per ikat seharga lima ribu rupiah
sampai Rp 20 ribu, tergantung ukuran
yaitu panjang dan pendek atau
besar dan kecil. Duri seukuran tusuk
gigi ini panjangnya bervariasi, antara
lima sentimeter sampai sepuluh
sentimeter.
Dijelaskan H Nurdin, duri landak ini
berasal dari landak mati yang
ditemukan di hutan. Jadi bukan
landak hidup yang sengaja dibunuh
untuk diambil durinya.
Sebab itu pasokan duri landak ini
juga tidak menentu, tergantung hasil
yang dikumpulkan para pemasok yang
umumnya dari wilayah perdesaan,
antara lain pegunungan Meratus.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment