Sunday, 18 December 2016

ES TEH (part 1)


Gue udah lupa kapan terakhir gue nulis di blog ini,  males.. ? iya, gak ada materi… iya juga. Tapi entah kenapa hari ini jari gue tergerak untuk menuliskan huruf demi huruf ke dalam layar monitor gue. Mungkin akan terlihat cemen ketika seorang cowok menuliskan apa yang dia rasakan kedalam sebuah cerita. Tapi ya, ini gue, ini cara gue untuk mengekspresikan emosi gue.
Ini cerita tentang  Vino, anak kuliahan semester 5 di salah satu perguruan tinggi swasta di pulau Jawa. Sebagai seorang mahasiswa, Vino tergolong anak yang biasa saja, tidak ada prestasi yang membanggakan. Penghargaan terakhir yang dia raih adalah juara ketiga lari karung tingkat kecamatan yang pesertanya rata-rata anak SD yang wasitnya dia sogok dengan semangkok mi ayam bakso. sebagai anak kos, Vino juga tergolong biasa saja, karena berasal dari keluarga yang sederhana, ya seperti kebanyakan anak kos pada umumnya, yang masih mencoba bertahan hidup dengan minum promag saat tanggal tua.
                Kuliah selama 2,5 tahun membuatnya semakin nyaman dipulau seberang. Punya banyak teman, waktu luang dia habiskan untuk hobi, dan…. Satu lagi yang membuatnya makin betah gak mau pulang, ceweknya cantik-cantik uey !! .
Dari sekian banyak wanita itu, ada satu orang yang membuatnya jatuh hati. Gadis cantik dengan rambut pendek hitam  sebahu dengan senyuman manis yang membuatnya rela melakukan apapun agar senyum itu tetap terpancar di wajahnya.
                Awal cerita, dimulai ketika Vino baru memasuki tahun ajaran baru. Entah, apakah ini yang dimaksud cinta pandangan pertama atau apapun itu yang jelas rasa itu datang dengan sendirinya. Baru saja bertemu dengan seorang cewek yang bahkan namanya saja dia belum tau. Eh.. rasa itu muncul aja. Waktu berjalan dengan cepat, hari demi hari dia lalui sambil bertanya-tanya siapa nama dari seseorang yang biasanya duduk dibarisan depannya ketika kuliah. Hingga pada suatu ketika, ada momen dimana Vino bisa mengetahui nama dari gadis itu. Yap !! absensi kelas.
Nama demi nama dipanggil oleh dosen pengampu mata kuliah. Vino menunggu.. menunggu. Pada akhirnya tersebutlah sebuah nama dari sang dosen yang membut gadis itu mengangkat tanganya dengan anggun dan tidak terlalu tinggi. Indah Iriana…  “Nama yang sesuai dan pantas”, begitu kata Vino di dalam hatinya.  
Tahun pertama berjalan dengan lancar, mereka berteman, pertemanan dengan rasa canggung karena salah satu dari mereka ada yang menyimpan rasa. Karena Vino seorang yang cemen, walaupun mereka berteman, mereka jarang bicara. Jangankan bicara. Liat foto profil BBM Indah aja..  Vino mimisan.

Masuk tahun kedua, sisi keberanian Vino muncul. Mungkin ini efek dari memanjangnya bulu  hidung dan bulu ketek Vino. Vino mulai berani melangkah lebih dekat kearah Indah. Semuanya berjalan lancar. Hingga pada suatu momen, ketika Vino dan teman-temannya ngobrol ngalur ngidul terselip percakapan dimana mereka membandinggan pacar siapa yang paling cakep. Karena waktu itu Vino jomblo, dia hanya diam bersembunyi didalam liang. Kasian. 
.....

No comments:

Post a Comment